New Status
Hai Semua! Selamat datang di blog aku! Thank's banget sudah mau mampir dan coment + chat di chat box aku. Hitung-hitung sebagai pengganti B Answer. Selamat menikmati semua! Maaf kalau masih jelek.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Anak-Anak Kecil

Aku selalu merasa sedih begitu tahu bahwa ada pasien anak-anak. Ya! Aku adalah seorang dokter. Aku sangat menyayangi anak-anak kecil. Pekerjaanku ini dianggap mulia oleh sebagian orang, tapi, menurutku, aku lebih cocok menjadi pengadopsi anak. Aku sangat menyukai wajah-wajah polos mereka. Tetapi melihat mereka sakit, aduh, rasanya aku juga ikut sakit!
Aku jadi teringat percakapan sewaktu aku kecil dulu dengan sahabat-sahabatku. Begini percakapan-nya :
"Vina, kamu benar-benar ingin jadi dokter ya?" tanya Gita.
"Iya. Memang kenapa sih, Gita?"
"Aku sebenarnya juga ingin, tapi terlanjur kamu serius!" balas Gita sinis tapi bernada ceria.
"Kok begitu? Kita sama cita-cita, tidak apa kan? Gita aneh-aneh saja!" timpal Laudrya, sahabatku.
"Kalian kok sinis begitu denganku?!" marah Gita sewaktu itu.
"Tidak, kami masih sayang dengan kamu Gita!" jawab Laudrya.
"Bohong!" balas Gita.
"Kami tidak bohong Gita!" jawabku.
"Begitukah? Kalau begitu maafkan aku ya, Vina." Pinta Gita.
Aku mengangguk. Sejak itu aku dan Gita bersahabat. Aku pun jadi tahu, bahwa anak kecil itu manis dan polos. Aku jadi menyukai canda ria mereka. Oleh karena itulah, aku menyayangi mereka seperti sudah anak sendiri!
"Dok, Dokter Vina! Ada pasien baru Dokter!" ujar Suster Maya, salah satu suster-ku.
"Oh, iya, iya terima kasih suster!" ucap-ku seraya berterima kasih.
***
Suatu ketika, tepat tanggal 12 Desember, aku berulang tahun yang ke 25 tahun. Banyak sahabat-sahabatku sewaktu kecil datang sambil membawakan hadiah istimewa atau mentraktir jajan di restoran. Waktu itu aku banyak berpikir tentang anak kecil dan gerakan menaikkan generasi penerus Negeri (anak kecil). Aku ingin sekali bertemu dengan Raihan, salah satu pasien anak-anak yang sangat lucu itu. Ia tinggal di pinggir jalan yang hanya berbentuk rumah kayu.
"Eh teman-temanku semua! Alangkah baiknya kalau kita mengunjungi salah seorang pasien dan berbagi tawa dengan mereka? Bagaimana? Setuju tidak?" usul-ku.
"Benar juga tindakan Vina itu!" ujar seorang temanku. "Bagaimana kalau ke panti asuhan?" tanya seorang yang lain.
"Bisa juga. Tapi apakah lebih baik kita merencanakan-nya dahulu? Kan biar lebih enak begitu..." usul Gita bangga. Yang lain setuju dengan usul Gita. Kami pun membuat rencana. Pagi ini aku dan kawan-kawan akan ke panti asuhan. Menjelang siang, ke rumah sakit menghibur anak yang terkena kanker. Lalu, begitu sore menampakkan diri, kami pun segera menuju rumah Raihan dan berbagi canda tawa dengannya.
"Senangnya berbagi tawa dengan anak-anak kecil. Rasanya hati terobati!" ujar Gita melampiaskan rasa suka-nya.
"Benar!" sahut Laudrya.
"Kalau salah satu di antara kita berulang tahun, apakah bisa kita rayakan dengan cara seperti ini? Kan seru tuh, kalau misalnya ada yang ulang tahun!" tawa Michella, rekan kerjaku. "Kita bisa berkenalan dan bersenang-senang dengan anak-anak kecil!"
"Boleh. Itu lebih sempurna dan berarti dari pada makan-makan di resto yang mahal. Jadi menghabiskan uang kan?" jawabku.
"Iya sih... tapi kalau kita setiap ulang tahun membeli hadiah untuk anak-anak, uang kita jadi cepat habis juga kan, Vina?" tanya Gita.
"Tapi amal kita tidak berkurang kan? Malah justru bertambah! Dan hati juga jadi ringan setelah bersenang-senang dengan anak kecil! Uang habis bisa diganti, amal habis bagaimana nanti? Lebih baik kita perbaiki saja kesalahan kita dan berbagi dengan yang kecil. Lagi pula, kalau kita gajian, kita dapat uang lagi kan? Jangan khawatir deh!" jawabku.
"Benar juga!" balas Gita seraya tersenyum.
"Kalau begitu, aku pulang dulu ya teman-teman! Sampai besok!" ujar-ku sambil merapikan tas. Aku pun pulang ke rumah dengan perasaan bahagia. Baru kali ini, cita-cita-ku ter-sampaikan.
"Sampai besok!" jawab seluruh teman-temanku yang sangat baik hati itu. Satu persatu, mereka pun bubar jalan dan kembali kerumah mereka.
Aku senang dapat mengenalkan anak-anak kecil kepada setiap temanku. Biarpun di mata mereka anak-anak kecil dan bodoh, tapi menurutku, anak-anak kecil itu berharga. Mereka itu manis dan polos. Aku suka mereka.
Suatu saat nanti, generasi-ku akan melakukan hal yang sama, untuk anak-anak Generasi Penerus Negeri atau anak jalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HAMSTER

DOG

FISH