New Status
Hai Semua! Selamat datang di blog aku! Thank's banget sudah mau mampir dan coment + chat di chat box aku. Hitung-hitung sebagai pengganti B Answer. Selamat menikmati semua! Maaf kalau masih jelek.

Minggu, 04 Agustus 2013

Tiara

Anak itu sangatlah pendiam.
Walaupun ia bergabung dengan kelompok penyanyi, hingga saat ini aku tidak pernah mendengar suaranya. Suara saja tidak punya! Bagaimana jadinya jika dia menyanyi? Tidak bicara apa-apa di tengah panggung sama saja bunuh diri di kandang sendiri!
Siang ini, kantin sangat ramai. Murid-murid genius keluar dari kelas.
"Hai Mita!" panggil Kania, temanku.
"Hai Kania!" balas Mita ceria.
"Aku ikutan dong!" aku pun mendekati mereka dan menikmati Nasi Goreng bu Kantin. "Menurut kalian, bagaimana sikap Tiara?" tanyaku sambil melirik anak pendiam itu. Sebenarnya namanya Tiara.
"Kalau dia berani bicara, suaranya pasti merdu!" puji Cinta yang tiba-tiba datang.
"Aku sependapat dengan Cinta. Tapi sayangnya, suara pun tak keluar selama sebulan ini!" keluh Kania.
"Tiara anak pendiam itu ya? Menurutku dia cantik dan pintar membuat puisi atau menggambar! Tidak seperti Catnya! Menulis saja jelek!" ejek Mita.
"Kalian malah merendahkan aku! Awas ya, kalau kata-kata kalian itu tidak ada benarnya! Akan aku beri hukuman kalian semua!" marah-ku.
"Ya maaf deh, Cat, kami kan cuma mau bercanda!" ujar Cinta memohon.
"Ya deh, aku maafkan. Eh, kita masuk kelas yuk! Tinggal beberapa menit lagi pelajaran matematika!" ajak-ku.
"Ayo!"
***
"Catnya!" panggil seseorang.
Aku berbalik yang aku lihat hanya Tiara yang berjalan ter-seok-seok dengan wajah lesu. Tidak ada yang memanggil namaku.
"Tiara?" tanyaku sambil mendekati Tiara. Tiara tampak terkejut. "Kamu bisu ya?" tanyaku hati-hati. Tiara terdiam.
"Tidak. Aku normal." Jawabnya. Ternyata suaranya sangat indah!
"Maaf kalau aku salah selama ini tentang kamu!" aku tertunduk malu.
"Sudah tidak apa kok." Jawab Tiara.
"Benarkah?" aku terperangah.
"Tentu. Oh iya, aku punya sebuah pertanyaan." Ujar Tiara.
"Apa itu?"
"Sebenarnya, apakah kamu juga pernah ikut kelompok menyanyi?" tanya Tiara penuh nada ceria.
"Ha?! Cuma itu? Sebenarnya aku pernah ikut, tetapi aku menyadari bahwa suaraku tidak pernah bagus." Aku kembali tertunduk.
"Aku yang memanggil kamu tadi. Tapi aku takut kalau kamu tidak suka denganku lantas aku berbohong saja aku tahu kamu pasti akan ke sini sendiri. Sabar teman, bagaimana kalau kamu kembali ikut kelompok menyanyi lagi? Kita belajar bersama-sama. Aku yakin, suara kamu akan bagus melebihi diriku! Karena aku telah melihat talenta tersembunyi di dirimu!" ujar Tiara menyemangati.
Aku memandang Tiara dengan senyum yang mengembang.
"Ternyata kamu baik sekali Tiara! Maafkan aku. Selama ini aku merendahkan dirimu." Aku memeluk Tiara.
"Aku kan sudah bilang bahwa ini tidak apa-apa lagi. Tapi, aku ingin kamu memenuhi syarat yang satu ini." Ujar Tiara.
"Syarat apa?" tanyaku.
"Aku ingin kamu merahasiakan rahasia-ku selama ini. Aku takut wartawan mendengar berita tentang-ku. Lalu mengejar diriku kemana aku pergi. Aku benci wartawan!" jawab Tiara.
"Baiklah." Jawabku.
"Kita adalah sahabat mulai saat ini." Tiara mengulurkan jari kelingking-nya.
"Benar. Sahabat selamanya." Jawabku sambil menerima jari kelingking-nya.
"SEKARANG SAATNYA KITA ADALAH SAHABAT!" seru kami bersamaan. Aku bergandengan tangan pulang ke rumah.
"Nanti sore ke kelompok menyanyi ya!" ajak Tiara.
"Oke boss!" jawabku.
***
Semenjak saat itu pun aku mendapat suaraku yang sebenarnya. Aku dan Tiara juga menjadi dekat setelah kejadian itu. Aku menjadi kompak dengan Tiara di luar rumah, Tiara banyak bicara sedangkan di sekolah (Genius School), Tiara lebih banyak diam. Aku merahasiakan suara Tiara beserta suaraku juga.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HAMSTER

DOG

FISH